Terbaring tertimpah letih
aku tak pernah berharap begitu
walau sejak dulu lelah seperti itu
datang tak dijemput pulang minta diantar
arahnya selalu sama
ingin pulang ke rumah mimpi
menyampaikan sisa-sisa hidup yang sudah dijalani
kembali lagi ketika hidup dimulai
dan takkan kembali ketika hidup telah habis
kembang kempis
seperti itulah caranya bernafas
mekar melebar walau tak pernah indah dipandang
hidung penuh upil bukan perkara saat nyawa sedang sekarat
jangan pernah sia-siakan ketika waktu memberi tumpangan
tetaplah berkobar dan jangan dulu padam
tetaplah di perapian meski pagi menelan malam
tetaplah tegap dan siapkanlah diri kalian
karena kita akan melakukan penerbangan malam
Sabtu, 24 Desember 2016
Jumat, 16 Desember 2016
Bujang
bujang bujang tak tahu diri
bujang bujang dalam jeruji
seolah paling merasa
pujangga paling ternama
duda duda yang mati muda
ditembak mati dikandang merpati
karena telah menodai
menghamili anak tunggal perdana mentri
surat kabar telah tersebar
tentang perang intelektual
bukan tentang siapa terpintar
tapi tentang benar dan si batas pagar
bujang bujang dalam jeruji
seolah paling merasa
pujangga paling ternama
duda duda yang mati muda
ditembak mati dikandang merpati
karena telah menodai
menghamili anak tunggal perdana mentri
surat kabar telah tersebar
tentang perang intelektual
bukan tentang siapa terpintar
tapi tentang benar dan si batas pagar
Minggu, 11 Desember 2016
Bersyair Tentangmu
telah ku putuskan tiada kata yang pantas untuk ku sandangkan
Perihal indah dan romantika pun aku tak sanggup
Engaku segalanya dari segala-galanya
apa mau dikata, tiada pantas aku bersyair tentangmu
engkau mengingatkanku pada sersan yang lupa kandang
begitu buas mengoyak mangsa dengan giginya yang tanggal
banyak yang tertelan sepi, banyak sekali yang ia telan selain api
cerdas tak dimiliki siapa siapa, meski aku tahu
bahwa aku adalah rumit yang sederhana
Sabtu, 19 November 2016
Pulang
Seorang anak melamar diri menjadi hamba yang taat
atas dasar pengalaman dan dongeng sang ibrahim serta pendahulu
adik lelakinya membantah,
ia berkata bahwa dongeng sang ibrahim hanya berlaku dimasa lalu
revolusi berkata beda bahwa dongeng sang Muhamad lah yang menjadi paten saat ini
kini sang kepala keluarga sedang sakit,
adik lelakinya menangis, memohon agar kakak perempuannya segera kembali
kakak perempuannya membantah,
"tidak, aku sedang dalam tahap interview. kau tau setiap hamba yang taat melewati pilihan yang berat"
adik lelaki memohon "kumohon kembalilah kak, Muhamad pernah berkata bahwa ridho orang tua adalah ridho yang Maha Pencipta".
menengahi, adik perempuannya ikut berkata "Mungkin aku tak mengerti soal agama, namun percayalah jika sang Muhamad dan sang Ibrahim ada. mereka akan murka pada kalian".
atas dasar pengalaman dan dongeng sang ibrahim serta pendahulu
adik lelakinya membantah,
ia berkata bahwa dongeng sang ibrahim hanya berlaku dimasa lalu
revolusi berkata beda bahwa dongeng sang Muhamad lah yang menjadi paten saat ini
kini sang kepala keluarga sedang sakit,
adik lelakinya menangis, memohon agar kakak perempuannya segera kembali
kakak perempuannya membantah,
"tidak, aku sedang dalam tahap interview. kau tau setiap hamba yang taat melewati pilihan yang berat"
adik lelaki memohon "kumohon kembalilah kak, Muhamad pernah berkata bahwa ridho orang tua adalah ridho yang Maha Pencipta".
menengahi, adik perempuannya ikut berkata "Mungkin aku tak mengerti soal agama, namun percayalah jika sang Muhamad dan sang Ibrahim ada. mereka akan murka pada kalian".
Selasa, 15 November 2016
Badan
kita satu badan
namun tidak semua kita
ada organ tumor sebagai provokator
penyakit yang tumbuh dari kita
penyakit dari dengki si ego hati
jangan salahkan obat
tapi lihat niat si jahat
salah satu dari kita masih mencungkil-cungkil
busuknya diri tanpa toleransi
bhineka tunggal ika
salep mujur dari zaman leluhur
pertama-tama buang belatungnya
obati lukanya,
tunggu
karena sembuh memang perlu waktu
namun tidak semua kita
ada organ tumor sebagai provokator
penyakit yang tumbuh dari kita
penyakit dari dengki si ego hati
jangan salahkan obat
tapi lihat niat si jahat
salah satu dari kita masih mencungkil-cungkil
busuknya diri tanpa toleransi
bhineka tunggal ika
salep mujur dari zaman leluhur
pertama-tama buang belatungnya
obati lukanya,
tunggu
karena sembuh memang perlu waktu
Minggu, 06 November 2016
Rumah Malam
jangan biarkan pijar bermimpi sendiri
di rumah angan mengurung seorang diri
membiarkan kupu-kupu bertamu semalaman
mencuri semua sari dari madu inspirasi
ilham sudah tak tertampung
kau dapat lihat dari mata yang berkantung
yang sudah tak menyanggupi lagi
mewadahi cerita cita sang pemilik mimpi
di rumah angan mengurung seorang diri
membiarkan kupu-kupu bertamu semalaman
mencuri semua sari dari madu inspirasi
ilham sudah tak tertampung
kau dapat lihat dari mata yang berkantung
yang sudah tak menyanggupi lagi
mewadahi cerita cita sang pemilik mimpi
Selasa, 18 Oktober 2016
Tamat
Kala itu,
kuburnya berguncang begitu hebat
hujan menjadi lebat,
dan petir terus merambat menggerayangi lagit lagit dunia
kala itu,
yang tak bisa tertawa mulai terbahak-bahak
yang tak biasa memaki mulai memaki
yang salah dibenarkan dan yang benar akan ditegakkan
dan saat ini,
sang khalifah bangkit dari kuburnya
meresa jengkel pada umatnya
seluruh pulau menjadi gurun
lautan merah bukan lagi bualan
semua terjadi atas murkanya
akibat perang akal dan kuasa tuhan
rudal beradu dengan hujan surya
ledakan granat dibalas dengan ledakan gunung
makian manusia dihujat dengan dihancurkannya alam semesta
manusia gigit jari, tapi tetap dihakimi
lihat tiada tersisa raga, mereka tetap menghakimi dialam nista
kuburnya berguncang begitu hebat
hujan menjadi lebat,
dan petir terus merambat menggerayangi lagit lagit dunia
kala itu,
yang tak bisa tertawa mulai terbahak-bahak
yang tak biasa memaki mulai memaki
yang salah dibenarkan dan yang benar akan ditegakkan
dan saat ini,
sang khalifah bangkit dari kuburnya
meresa jengkel pada umatnya
seluruh pulau menjadi gurun
lautan merah bukan lagi bualan
semua terjadi atas murkanya
akibat perang akal dan kuasa tuhan
rudal beradu dengan hujan surya
ledakan granat dibalas dengan ledakan gunung
makian manusia dihujat dengan dihancurkannya alam semesta
manusia gigit jari, tapi tetap dihakimi
lihat tiada tersisa raga, mereka tetap menghakimi dialam nista
Rabu, 05 Oktober 2016
Dimana mimpi bersarang
ini rasi bintang yang kau sematkan
pada rasa rasa separuh ragu
sesuai yang kau jadwalkan
semua menepi pada rasa rasa sang penyabar
putri tupai senang mendongeng
menidurkan lalat-lalat dengan nada disetiap kalimatnya
semua kembali menuju sarang lebah
mimpi sajikan rasa semanis madu
pada rasa rasa separuh ragu
sesuai yang kau jadwalkan
semua menepi pada rasa rasa sang penyabar
putri tupai senang mendongeng
menidurkan lalat-lalat dengan nada disetiap kalimatnya
semua kembali menuju sarang lebah
mimpi sajikan rasa semanis madu
Topik Menarik
Apa jadinya bila hawa tak memakan buah itu?
mungkin takkan cukup menggairahkan bagi adam saat itu
apa jadinya bila adam tak memakan buah itu?
mungkin takkan terlihat jantan saat ini bagi kaum hawa
dan apa jadinya bila adam yang terlebih dahulu memakan buah itu?
mungkin adam terlihat begitu seksi dan hawa cukup jantan dengan suara kemayunya.
kau tahu setan tak bodoh menghasut adam dan hawa
itulah mengapa adanya 'hawa nafsu'
mungkin bila adam yang terlebih dahulu memakannya
kita akan mengenal itu dengan sebutan 'adam nafsu'
ini sudah ada dalam skenario
radio radio garing sudah menyiarkan berita itu dibanyak rumah ibadah
ah sudahlah... topik itu takkan ada habisnya
karena topik tentangmu lebih menarik
topik yang selalu ku bicarakan dengan tuhan berdua saja
mungkin takkan cukup menggairahkan bagi adam saat itu
apa jadinya bila adam tak memakan buah itu?
mungkin takkan terlihat jantan saat ini bagi kaum hawa
dan apa jadinya bila adam yang terlebih dahulu memakan buah itu?
mungkin adam terlihat begitu seksi dan hawa cukup jantan dengan suara kemayunya.
kau tahu setan tak bodoh menghasut adam dan hawa
itulah mengapa adanya 'hawa nafsu'
mungkin bila adam yang terlebih dahulu memakannya
kita akan mengenal itu dengan sebutan 'adam nafsu'
ini sudah ada dalam skenario
radio radio garing sudah menyiarkan berita itu dibanyak rumah ibadah
ah sudahlah... topik itu takkan ada habisnya
karena topik tentangmu lebih menarik
topik yang selalu ku bicarakan dengan tuhan berdua saja
Kamis, 29 September 2016
Serdadu Hujan
letih mengembara, mencari sang pemilik lara
bisik indah bersua, senyum senyum yang tak menua
siul siul bahagia, dan lagu yang tak diberi judul
serdadu hujan takkan mudah menyerah
begitu saja pada musim panas yang begitu ceria
menyerahlah penghuni bumi! kalian terkepung!
terjebak hujan dan badai rindu
menggenang bersama kenangan kenangan lama.
mengalir dan takkan berhenti
bisik indah bersua, senyum senyum yang tak menua
siul siul bahagia, dan lagu yang tak diberi judul
serdadu hujan takkan mudah menyerah
begitu saja pada musim panas yang begitu ceria
menyerahlah penghuni bumi! kalian terkepung!
terjebak hujan dan badai rindu
menggenang bersama kenangan kenangan lama.
mengalir dan takkan berhenti
Rabu, 28 September 2016
Bantal Tarzan
"Entah bagaimana aku menaruh rasa padamu
seakan tiba tiba diyakinkan sebagaimana aku meyakininya"
seorang gadis tiba tiba muncul dengan sayap sayap patah
memohon pertolongan pada tarzan yang tak mengerti apa apa
berusaha mengobati dengan apa yang ia miliki dan bisa dia dapati
membaur semua lukanya dengan tanaman obat yang menurutnya dapat menyembuhkannya
seiring waktu tarzan paham bahwa dia tidak dapat memahaminya sama sekali
dia tak pernah tau apakah lukanya dapat sembuh atau tidak
dia paham dia berbeda. dia sadar tidak memiliki sayap seperti sang gadis
pagi itu sang gadis menghilang, hanya meninggalkan bulu bulu indahnya
hampir setahun tarzan tidak bisa melupakanya. bahkan dalam tidurpun ia selalu hadir dalam mimpi
sadar tidak sadar sang tarzan ternyata menyimpan bulu bulu indahnya menjadi bantal tidurnya
baru ia sadari ternyata ia jatuh hati.
Kamis, 22 September 2016
Kelak Aku Ingin
aku hanya ingin kau selamat
tak seperti aku yang tak jelas
biar aku bodoh dengan otak sekepal tangan
aku takkan ragu bila harus berkorban
kau tahu sepintar apapun orang pintar berhitung soal resiko
mereka akan meninggalkan semua teori hanya untuk menyelamatkan kasihnya
nekat dan sayang beda tipis saat keadaan mendesak
aku ragu dengan aku
aku ragu untuk meminang, karena dia telah menang
aku selalu mencoba tenang, dengan sugesti meski pasif
tak seperti aku yang tak jelas
biar aku bodoh dengan otak sekepal tangan
aku takkan ragu bila harus berkorban
kau tahu sepintar apapun orang pintar berhitung soal resiko
mereka akan meninggalkan semua teori hanya untuk menyelamatkan kasihnya
nekat dan sayang beda tipis saat keadaan mendesak
aku ragu dengan aku
aku ragu untuk meminang, karena dia telah menang
aku selalu mencoba tenang, dengan sugesti meski pasif
Jumat, 16 September 2016
?
kau terselubung gelap dalam letihku
mengapa kau mencerca rumput kuning keemasan
hirup udara dan kubayar ia dengan umurku
semakin bekerja semakin menghina
selalu bertanya?
mengapa hidup selalu berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan?
aku pria lemah tanpa tanda tanya
mengapa kau mencerca rumput kuning keemasan
hirup udara dan kubayar ia dengan umurku
semakin bekerja semakin menghina
selalu bertanya?
mengapa hidup selalu berkorban untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan?
aku pria lemah tanpa tanda tanya
Senin, 12 September 2016
Kamus Gila Filosofi
Racunmu lugas menerkam
memacu reaksi nafsu tak terbatas
sesuatu yang tak dapat dibeli oleh uang
lekuk-lekuk tubuh, oh bidadari tak berwajah
malaikat maut merayu dengan melati tiga tangkai
menggoda pria atau wanita yang ingin mati duluan
tanpa terkecuali waria atau transgender
dan dia mencium lenganya
desir nafas penuh gairah
membelai rambutnya, terikat tersekap, dirasa
mencium aromanya, sesak tewas kejang-kejang, dirasa
penuh nafsu mengerayangi tubuhnya, terkutuk mematung bau amis, dirasa
belatung-belatung memulai pendekatan
tawar menawar harga bangkai satu gigitan
wanita tua tak mau diam
rewel seolah masih janda terlewat mudah beranak dua
memacu reaksi nafsu tak terbatas
sesuatu yang tak dapat dibeli oleh uang
lekuk-lekuk tubuh, oh bidadari tak berwajah
malaikat maut merayu dengan melati tiga tangkai
menggoda pria atau wanita yang ingin mati duluan
tanpa terkecuali waria atau transgender
dan dia mencium lenganya
desir nafas penuh gairah
membelai rambutnya, terikat tersekap, dirasa
mencium aromanya, sesak tewas kejang-kejang, dirasa
penuh nafsu mengerayangi tubuhnya, terkutuk mematung bau amis, dirasa
belatung-belatung memulai pendekatan
tawar menawar harga bangkai satu gigitan
wanita tua tak mau diam
rewel seolah masih janda terlewat mudah beranak dua
Minggu, 11 September 2016
Hujan Di Malam Takbir
Gema takbir beradu menderu dengan gemuruhnya hujan
seakan bersorak banyak atas doa-doa yang terjabah
dari doa para ahli ibadah hingga doa para ahli maksiat
Tuhan tak pernah pilih kasih,
pada mahluk yang mau berlutut
pada kasih-Nya tanpa tertuntut
seakan bersorak banyak atas doa-doa yang terjabah
dari doa para ahli ibadah hingga doa para ahli maksiat
Tuhan tak pernah pilih kasih,
pada mahluk yang mau berlutut
pada kasih-Nya tanpa tertuntut
Jumat, 09 September 2016
Menolak lupa
kasus mirna adalah kasus individu yang terlalu dibesar-besarkan, bertele-tele hingga seakan tak ada ujungnya didalam media
namun kasus serupa munir? begitu saja terhempas tanpa bahasan lama.
jadi jangan heran kalau kamu (negeri) sengsara sekarang.
namun kasus serupa munir? begitu saja terhempas tanpa bahasan lama.
jadi jangan heran kalau kamu (negeri) sengsara sekarang.
Sabtu, 03 September 2016
La Rindu
Rindu mengajarkan masa lalu adalah harta berharga yang tak bisa didapat pada hari ini, esok, lusa ataupun dimasa depan.
Lalu bagaimana rindu mengabdi?
tanyakan saja pada tuan penyabar
Rabu, 31 Agustus 2016
Tali Pusar
sampai diruang ini
sampai semesta tiba
sampai diagnosa sementara
engkau jodoh tua ku nona
sampai aku tiba
sampai engkau ada
sampai kita tiada
kita masih terhubung
dari tali pusar ibumu
dari tali pusar ibuku
tuhan telah berjanji,
telah menjadi saksi
Terbuang
aku terbuang
aku yang tak disayang
aku mengambang seraya hujan tak gemercik
tak deras air melayang
aku yang ditendang
dari sosial yang bermoral
dihari kemenangan aku remang,
redup menghitam tak terjamah kasih
aku yang terbuang
tak perlu uang
aku asing dimana hariku terjajah rasa iri
aku sendiri..
bahkan aku lebih akrab dengan bayang cermin
aku yang tak disayang
aku mengambang seraya hujan tak gemercik
tak deras air melayang
aku yang ditendang
dari sosial yang bermoral
dihari kemenangan aku remang,
redup menghitam tak terjamah kasih
aku yang terbuang
tak perlu uang
aku asing dimana hariku terjajah rasa iri
aku sendiri..
bahkan aku lebih akrab dengan bayang cermin
Jumat, 26 Agustus 2016
Mati Merantau
jauh aku pergi tiada kembali
dalam isak aku merindu
liur dan lendir masih mengalir
bersama darah dari hidung dan telinga
dari mata dan tujuh lubang lainnya
lebih baik miskin daripada kaya dinegeri orang
mati tak terpantau aku mati merantau
mati dalam pengasingan
aku mati tiada kembali
aku butuh kekasih, sahabat sejati
yang mau rela rela mengabari keluargaku
menemani jasadku, membawanya dengan isak pilu
pada keluarga aku tenang walau dengan penyesalan jutaan mimpi tiada terwujud
dalam isak aku merindu
liur dan lendir masih mengalir
bersama darah dari hidung dan telinga
dari mata dan tujuh lubang lainnya
lebih baik miskin daripada kaya dinegeri orang
mati tak terpantau aku mati merantau
mati dalam pengasingan
aku mati tiada kembali
aku butuh kekasih, sahabat sejati
yang mau rela rela mengabari keluargaku
menemani jasadku, membawanya dengan isak pilu
pada keluarga aku tenang walau dengan penyesalan jutaan mimpi tiada terwujud
Senin, 22 Agustus 2016
Merayu
Aku ingin membuat kau terangsang dengan agung kalimatku
memaksa keluar lidah yang mengekang huruf R
memuja dengan gumam yang mereka buat
menghamba pada ranting yang tak bertangkai
lihat samudra yang selalu bergairah
ia menari tiada henti kegirangan
malu lugu ia lari ke pesisir
setelah ku rayu dengan rayuan musim semi
kemarin badai salah tingkah
tersipu malu sedikit berawan
ku hibur ia dengan laguku
ia gembira hingga tak sadar celana dalam berwarna pelangi terlihat dengan jelas
memaksa keluar lidah yang mengekang huruf R
memuja dengan gumam yang mereka buat
menghamba pada ranting yang tak bertangkai
lihat samudra yang selalu bergairah
ia menari tiada henti kegirangan
malu lugu ia lari ke pesisir
setelah ku rayu dengan rayuan musim semi
kemarin badai salah tingkah
tersipu malu sedikit berawan
ku hibur ia dengan laguku
ia gembira hingga tak sadar celana dalam berwarna pelangi terlihat dengan jelas
Minggu, 21 Agustus 2016
Munafik
Kosong
masih mengalir
Gelap mulai merangkak
Mengendap-endap pada asa yang
terpendam
Obsesi memutar kepala 360 derajat
Begitu deras tinta mengombak
Gelombang-gelombang haus imajinasi
Terdampar pada pesisir dan karang
akal
Masih ragu pada kesempurnaan
Terlalu percaya pada keterbatasan
Meringkuk, lutut menekuk aku
sungguh takut
Mereka binasahkan indah dalam
nadaku
Indah dalam bentukku, indah dalam
kataku
Dan indah dalam gambarku
Aku masih tak percaya hidup sebagai
raja
Tak seperti malaikat yang terkekang
Hartaku adalah ego, nafsu, birahi
dan iri hati
Siapa yang pantas tersandang?
Tahun demi tahun umur menjamur
Seperti kudis kurap dan panu pada
kulit
Aku marah pada pintarku
Aku marah pada imanku
Aku marah pada jujurku
Aku bangga pada bodoh yang terkutip
Selasa, 16 Agustus 2016
Jika maka merdeka
jika teori menjelaskan bahwa bumi tercipta akibat terjadinya big bang
maka ada suatu negara yang tercipta akibat terjajah
jika sejarah tercipta dari sebuah perjuangan
maka masa depan tercipta dari sebuah kemerdekaan
jika suatu negara lupa akan sejarahnya
maka hancurlah negeri tersebut
jika masyarakat acuh pada budayanya
maka hancurlah generasi mendatang
jika maka merdeka, merenunglah
maka ada suatu negara yang tercipta akibat terjajah
jika sejarah tercipta dari sebuah perjuangan
maka masa depan tercipta dari sebuah kemerdekaan
jika suatu negara lupa akan sejarahnya
maka hancurlah negeri tersebut
jika masyarakat acuh pada budayanya
maka hancurlah generasi mendatang
jika maka merdeka, merenunglah
Sabtu, 06 Agustus 2016
peng-aku-an
tetes hujan menari dipermukaan diagonal
menari dengan kehendaknya sendiri pada takdir
tak peduli bagaimanapun bidangnya
begitu bebas, begitu bahagia, begitu tak pernah dibuatnya meragu
aku ingin menjadi aurora
indah hanya milik sendiri
namun aku tak ingin menjadi siapapun
aku ingin menjadi aku
bagaimanapun aku ingin dibandingkan
aku liar kau bilang aku buas seperti hewan
aku pasif kau bilang aku seperti batu
lantas aku apa?
lantas keluarlah dari ruangmu
singkirkanlah teropogmu
mendekat dan lihatlah aku dengan jarak 1 inci
Jumat, 05 Agustus 2016
Si Angkuh
Datang dengan sepotong kebaikan
seketika angkuh meninggalkanku
seketika pula aku dibuatnya jatuh cinta
kau ajarkan tulus,
kebaikan tak bersyarat
sekali lagi ku katakan aku jatuh cinta
kepadamu yang entah dapat kumiliki
Ini Surgamu Bu,
engkau selalu berpuisi melalui doa
bersholawat, mengelus sekujur tubuhku dalam kandungmu
berharap menjadi hamba yang taat
walau kelak bukan kiyai ataupun ustad
engkau menyayangiku lebih dari harta berharga dunia
aku beban dalam sujudmu
hambatan dalam jalanmu
rasa perih dalam tubuhmu
meski begitu engkau tetap yakin
bahwa aku akan memelukmu dengan surga yang akan kugapai
aku tahu bahwa engkau tidak selalu tegar
kadang putus asa,
menangis berharap air mata redam rasa sakit, rasa letih, rasa lelah,
dan mematikan sumbu ledak amarah dalam relung hatimu
sungguh hangat sabar dalam dirimu adalah harta berharga bagiku dunia akhirat
bersholawat, mengelus sekujur tubuhku dalam kandungmu
berharap menjadi hamba yang taat
walau kelak bukan kiyai ataupun ustad
engkau menyayangiku lebih dari harta berharga dunia
aku beban dalam sujudmu
hambatan dalam jalanmu
rasa perih dalam tubuhmu
meski begitu engkau tetap yakin
bahwa aku akan memelukmu dengan surga yang akan kugapai
aku tahu bahwa engkau tidak selalu tegar
kadang putus asa,
menangis berharap air mata redam rasa sakit, rasa letih, rasa lelah,
dan mematikan sumbu ledak amarah dalam relung hatimu
sungguh hangat sabar dalam dirimu adalah harta berharga bagiku dunia akhirat
Kamis, 28 Juli 2016
tunduk
api yang membakar api
langit atau angkasa?
lalu siapa yang harus tunduk lebih rendah dari api?
abu!
lalu siapa yang tetap tegak berpijar?
hanya aku!
bisu!
bungkam manusia,
kembali tunduk lebih rendah dari sisa bara neraka
langit atau angkasa?
lalu siapa yang harus tunduk lebih rendah dari api?
abu!
lalu siapa yang tetap tegak berpijar?
hanya aku!
bisu!
bungkam manusia,
kembali tunduk lebih rendah dari sisa bara neraka
dialogue
bising tenggelamkan rapuh
malu sapu senyum senyum termahal
aku menangis.. kebencianku
demikian peluklah aku
walau aku lelah dengan merdu mu
waktu takkan membuang rasa
kau bilang hujan pesan pertanda baik
namun saat ini hujan membawa luka
walau sibuk kini memayungiku
tetap saja engkau membasahiku
kenangan lama membuatku flu
empat tahun tak pernah sembuh
malu sapu senyum senyum termahal
aku menangis.. kebencianku
demikian peluklah aku
walau aku lelah dengan merdu mu
waktu takkan membuang rasa
kau bilang hujan pesan pertanda baik
namun saat ini hujan membawa luka
walau sibuk kini memayungiku
tetap saja engkau membasahiku
kenangan lama membuatku flu
empat tahun tak pernah sembuh
Senin, 25 Juli 2016
Engkau,
ku akui aku memang gila
terlalu gila memujimu
terlalu gila memuja seni tuhan diwajahmu
aku ingin mencumbu waktu
memperkosa usia,
merampok semua tua, lelah dan derita dari keningmu
katakan padaku,
bagaimana cara tuhan memahat senyummu?
dua belah bibir yang mencipta surga
tolonglah aku
lutut ku terpaku, tertancap
berlutut tak tahu lelah dihadapanmu
terlalu gila memujimu
terlalu gila memuja seni tuhan diwajahmu
aku ingin mencumbu waktu
memperkosa usia,
merampok semua tua, lelah dan derita dari keningmu
katakan padaku,
bagaimana cara tuhan memahat senyummu?
dua belah bibir yang mencipta surga
tolonglah aku
lutut ku terpaku, tertancap
berlutut tak tahu lelah dihadapanmu
Rabu, 20 Juli 2016
Selamat datang untuk dimana
aku masih menunggu kabar
dimana setiap angka tidaklah penting untuk dihitung
aku masih menunggu
kapan jenuh membuhuh dua sisi bertolak belakang
memastikan semua usaha tidaklah sia sia
kepada bintang yang kian ditelan pagi
kepada cahaya yang kian meredup
aku masih tinggal dengan cemasku
berlama-lama dengan akal dan logika
meraba setiap asa untuk masa depan
katak masih berkelana mencari tempat
untuk singgah dan berkembang biak
berikan saja manisan yang sangat manis
makanan lain selain gula dan madu
meski resiko selalu mengancam
diabetes bukanlah alasan
dimana setiap angka tidaklah penting untuk dihitung
aku masih menunggu
kapan jenuh membuhuh dua sisi bertolak belakang
memastikan semua usaha tidaklah sia sia
kepada bintang yang kian ditelan pagi
kepada cahaya yang kian meredup
aku masih tinggal dengan cemasku
berlama-lama dengan akal dan logika
meraba setiap asa untuk masa depan
katak masih berkelana mencari tempat
untuk singgah dan berkembang biak
berikan saja manisan yang sangat manis
makanan lain selain gula dan madu
meski resiko selalu mengancam
diabetes bukanlah alasan
Senin, 18 Juli 2016
Mati Melamun
malam ini aku berdebat hebat dengan lelahku
tidur nyenyak mengajarkanku betapa indahnya dunia
aku meregangkan tubuhku dari kakunya aktifitas
sebelum tubuhku yang meregang dan jiwaku hilang
aku ingin mati tersenyum
meski memaksa aku tetap tak suka topeng
kau bilang aku melankolis,
namun kataku senyuman dapat dibeli siapa saja dengan harga murah
bahkan senyuman menjual dirinya dengan harga gratis
sekali lagi aku mengengam erat lambungku
ia kembali mencaci maki dengan kata-kata lapar
aku mencoba keluar mencari makan
namun pintu terkunci rapat dan sangat rekat
khayalku ku pacu
dan aku terdiam, mati melamun
tidur nyenyak mengajarkanku betapa indahnya dunia
aku meregangkan tubuhku dari kakunya aktifitas
sebelum tubuhku yang meregang dan jiwaku hilang
aku ingin mati tersenyum
meski memaksa aku tetap tak suka topeng
kau bilang aku melankolis,
namun kataku senyuman dapat dibeli siapa saja dengan harga murah
bahkan senyuman menjual dirinya dengan harga gratis
sekali lagi aku mengengam erat lambungku
ia kembali mencaci maki dengan kata-kata lapar
aku mencoba keluar mencari makan
namun pintu terkunci rapat dan sangat rekat
khayalku ku pacu
dan aku terdiam, mati melamun
Bunga sang fajar
izinkan aku mekar pada perkasa fajar melantang
mudahlah layu lemah tak berdaya
indahku kelakar tak terbatas kala mata memandang
hamba mahluk malang dan engkau Tuhan yang Maha adil
mudahlah layu lemah tak berdaya
indahku kelakar tak terbatas kala mata memandang
hamba mahluk malang dan engkau Tuhan yang Maha adil
Senin, 13 Juni 2016
Berlari
Berlari
Mengapa seorang pria harus berlari?
mengapa seorang wanita nyaman berlama-lama menanti?
tak ikut berlari hanya menanti menjadi tujuan terakhir pria berlari?
mengapa tak berlari?
aku ingin wanita yang ingin berlari,
berlari bersama menuju tujuan akhir yang mulia
sampai pada kebahagiaan dunia dan surgawi nyata
lewati penderitaan dan kebahagiaan
itu fakta, karena cinta bukan hanya perkara bahagia
sampai kapan ingin menanti?
barangkali pria mu berhenti berlari
atau lelah dijalan dan tertabrak mati?
lalu apa yang akan kau lakukan setelah tau itu semua?
tetap menanti?
ikut mati?
atau mencari pengganti?
itupun jika mungkin masih ada?
itupun jika masih ada yang mau?
lalu mengapa harus berlari?
dan apa yang harus dikejar?
kau selalu bertanya soal itu dan aku muak menjawabnya
Mengapa seorang pria harus berlari?
mengapa seorang wanita nyaman berlama-lama menanti?
tak ikut berlari hanya menanti menjadi tujuan terakhir pria berlari?
mengapa tak berlari?
aku ingin wanita yang ingin berlari,
berlari bersama menuju tujuan akhir yang mulia
sampai pada kebahagiaan dunia dan surgawi nyata
lewati penderitaan dan kebahagiaan
itu fakta, karena cinta bukan hanya perkara bahagia
sampai kapan ingin menanti?
barangkali pria mu berhenti berlari
atau lelah dijalan dan tertabrak mati?
lalu apa yang akan kau lakukan setelah tau itu semua?
tetap menanti?
ikut mati?
atau mencari pengganti?
itupun jika mungkin masih ada?
itupun jika masih ada yang mau?
lalu mengapa harus berlari?
dan apa yang harus dikejar?
kau selalu bertanya soal itu dan aku muak menjawabnya
Jumat, 10 Juni 2016
Sebentar
Jangan naikkan tangga nadanya
cukup di nada nada minor
jangan ganggu aku dulu
cukup dengarkan lagu ini
musik jazz agak melankolis
"but not for me"
ya semua itu tentang itu
cukup di nada nada minor
jangan ganggu aku dulu
cukup dengarkan lagu ini
musik jazz agak melankolis
"but not for me"
ya semua itu tentang itu
Begitulah
miskin adalah panggilan kesayangan mereka pada kami
pilih kasih adalah sikap peduli mereka pada kami
rasa perih kelaparan dan kejengkelan kami adalah bahan candaan mereka
diruang rapat wakil rakyat
air mata tak henti membasahi pipi
kami takkan pernah kaya menjual tangisan
jika mengkristalpun tak bernilai seperti berlian
maka, apa yang kalian wakilkan saat rapat diruang jenuh itu?
sebagian porsi makan kami, rela kami bagi denganmu
namanya pajak atau apalah itu
kadang dapat porsi lebih, ternyata kau terlebih rakus
lebih rakus dari babi babi yang diternak di kubangan lumpur bersampah
entah apa yang kau makan, semua kau makan
pemerintahan bukan taman bermain
kami percaya banyak orang baik dinegeri ini
pilih kasih adalah sikap peduli mereka pada kami
rasa perih kelaparan dan kejengkelan kami adalah bahan candaan mereka
diruang rapat wakil rakyat
air mata tak henti membasahi pipi
kami takkan pernah kaya menjual tangisan
jika mengkristalpun tak bernilai seperti berlian
maka, apa yang kalian wakilkan saat rapat diruang jenuh itu?
sebagian porsi makan kami, rela kami bagi denganmu
namanya pajak atau apalah itu
kadang dapat porsi lebih, ternyata kau terlebih rakus
lebih rakus dari babi babi yang diternak di kubangan lumpur bersampah
entah apa yang kau makan, semua kau makan
pemerintahan bukan taman bermain
kami percaya banyak orang baik dinegeri ini
Rabu, 01 Juni 2016
Bapak
Bapak
Dan aku melihat lelah dipundakmu
sayup sayup kecil menari memahat ototmu
agak legam jantan, memang raut bahasamu pasrah
istiqomah memikul lelah, masih berjalan dengan gagahnya
kau belai rembulan menjadi sang fajar
mantra indah selimuti tidur nyenyakku
entah apa jadinya bila dirimu dewa
mungkin bumi rela tenggelam oleh tetes kecut keringatmu
Dan aku melihat lelah dipundakmu
sayup sayup kecil menari memahat ototmu
agak legam jantan, memang raut bahasamu pasrah
istiqomah memikul lelah, masih berjalan dengan gagahnya
kau belai rembulan menjadi sang fajar
mantra indah selimuti tidur nyenyakku
entah apa jadinya bila dirimu dewa
mungkin bumi rela tenggelam oleh tetes kecut keringatmu
Minggu, 29 Mei 2016
Igang
Igang
gadis manis mandiri
berpulang dini hari tadi
padahal ini bulan mei
walau bukan jaman kompeni lagi
ibuku bilang kau kakak dari nenekku
bahkan aku lupa akan hal itu
yang ku tau hanya dirimu
susah payah memboyong air ke bak mandimu
guratan guratan indah melukis wajahmu
entah dalapan puluh, sembilan puluh atau seratus
namun senyummu masih terasa seusia remaja
lebih lucu dari senyuman balita
oh.. yang maha kuasa
sekiranya engkau lebih sayang kepadanya
menjemputnya dengan kencana berwarna hijau
selamat bahagia kekal dan kami menyayangimu
gadis manis mandiri
berpulang dini hari tadi
padahal ini bulan mei
walau bukan jaman kompeni lagi
ibuku bilang kau kakak dari nenekku
bahkan aku lupa akan hal itu
yang ku tau hanya dirimu
susah payah memboyong air ke bak mandimu
guratan guratan indah melukis wajahmu
entah dalapan puluh, sembilan puluh atau seratus
namun senyummu masih terasa seusia remaja
lebih lucu dari senyuman balita
oh.. yang maha kuasa
sekiranya engkau lebih sayang kepadanya
menjemputnya dengan kencana berwarna hijau
selamat bahagia kekal dan kami menyayangimu
Selasa, 24 Mei 2016
Hujan
Hujan
hujan pagi itu, gerimis tentang rindu
rintik hujan melukis pada kanvas-kanvas jendela
sebagiannya mewarnai dedaunan dan kayu jati
aku sedikit ragu sinyalku tak sampai
sedikit frekuensi nada nada rindu hilang disetiap tetesnya
buku buku yang berdebu
dan secangkir kopi memboyong rasa rindu
kenangan yang terselip pada buku candu merindu
halaman tujuh bait ke sepuluh
aku masih tersenyum melihatmu
ditenggukan kedua dalam imajiku
dapatkah teori teori menjelaskan rindu?
disini aku melukis gundah
tak ada istilah bahkan sinonim rindu menurutku
hanya ada egoku yang ingin bertemu dan memelukmu
hujan pagi itu, gerimis tentang rindu
rintik hujan melukis pada kanvas-kanvas jendela
sebagiannya mewarnai dedaunan dan kayu jati
aku sedikit ragu sinyalku tak sampai
sedikit frekuensi nada nada rindu hilang disetiap tetesnya
buku buku yang berdebu
dan secangkir kopi memboyong rasa rindu
kenangan yang terselip pada buku candu merindu
halaman tujuh bait ke sepuluh
aku masih tersenyum melihatmu
ditenggukan kedua dalam imajiku
dapatkah teori teori menjelaskan rindu?
disini aku melukis gundah
tak ada istilah bahkan sinonim rindu menurutku
hanya ada egoku yang ingin bertemu dan memelukmu
Jumat, 20 Mei 2016
Kosong Tak Berisi
Kosong Tak Berisi
kosong tak berisi
tak berdaya sekali
kosong tak berisi
hening sunyi sendiri
kosong tak berisi
semua pasti kembali
kosong tak berisi
dan kosong tak berisi
aku manusia, berjejak tak berjejak
pada kisah didunia, tercatat diakhirat
aku manusia, berjejak tak berjejak
puisi tentang kisah
yang ku tulis sendiri
pada lembar kosong takdir
kosong tak berisi
ini harga mati
kosong tak berisi
hidup tidak abadi
kosong tak berisi
semua pasti kan pergi
kosong tak berisi
dan kosong tak berisi
kosong tak berisi
tak berdaya sekali
kosong tak berisi
hening sunyi sendiri
kosong tak berisi
semua pasti kembali
kosong tak berisi
dan kosong tak berisi
aku manusia, berjejak tak berjejak
pada kisah didunia, tercatat diakhirat
aku manusia, berjejak tak berjejak
puisi tentang kisah
yang ku tulis sendiri
pada lembar kosong takdir
kosong tak berisi
ini harga mati
kosong tak berisi
hidup tidak abadi
kosong tak berisi
semua pasti kan pergi
kosong tak berisi
dan kosong tak berisi
Minggu, 15 Mei 2016
Usus Buntu
Usus Buntu
sejak kapan kau disana?
memalsu pilu melulu
selamat pagi kamis
kamis bengis, bumi menangis, dia mengikis
anakku benci beton raksasa menjulang tinggi
itu menakutinya, aku pindah ke desa
anakku takut laut
kenapa anakku takut membuka pintu?
saat itu air selutut
padahal rumahku di mahameru
guratan kecil
terenyuh diusia tujuh puluh
hadir setia mendampingi
sejak kapan kau disana?
memalsu pilu melulu
selamat pagi kamis
kamis bengis, bumi menangis, dia mengikis
anakku benci beton raksasa menjulang tinggi
itu menakutinya, aku pindah ke desa
anakku takut laut
kenapa anakku takut membuka pintu?
saat itu air selutut
padahal rumahku di mahameru
guratan kecil
terenyuh diusia tujuh puluh
hadir setia mendampingi
Selasa, 10 Mei 2016
Sepergi Gadis
Sepergi Gadis
terlalu rekat kau memeluku
aku letih dan kau memacuku
kau tumbuh terlalu cepat
amarah berlokasi diperempatan jenuh 24
sabar adalah kasih setia
mungkin kau lupa dengan biru
bukan seorang lelaki pemalu
secarik kertas ungkapan rindu minggu lalu
pekan itu mungkin kau gelisah
resah berakhir pasrah gerah dan kau lepas
pergi mencari rindang pohon yang lebih teduh
buah buah nikmat hasil pupuk mewah
masih ada jejakmu didahan yang mengelupas
bekas jerat tail berayun
saat dimana kau tersenyum lebar
terlalu rekat kau memeluku
aku letih dan kau memacuku
kau tumbuh terlalu cepat
amarah berlokasi diperempatan jenuh 24
sabar adalah kasih setia
mungkin kau lupa dengan biru
bukan seorang lelaki pemalu
secarik kertas ungkapan rindu minggu lalu
pekan itu mungkin kau gelisah
resah berakhir pasrah gerah dan kau lepas
pergi mencari rindang pohon yang lebih teduh
buah buah nikmat hasil pupuk mewah
masih ada jejakmu didahan yang mengelupas
bekas jerat tail berayun
saat dimana kau tersenyum lebar
Betina
Betina
datang dan pergi seperti lalat mencari kebusukan
berkicau kicau merdu, meludah dan ditelan kembali
kadang betina lupa diri, entah pikun atau migren
namun betina penghibur terkadang lebih jujur dari betina yang menjual janji dan cinta
menyajikan hidangan cinta dengan menu dan porsi pariasi
semangkuk sumpah serapah, sepotong roti isi hati dan segelas cinta oplosan
ada menu lain?
namun semua menu sama saja menyajikan rasa sakit diuluhati
membuat lidah gatal ingin mencaci maki!
hmm.. kau sepertinya betina burung dara
terlalu lenjeh! murahan! kepakan sayap tebar pesona!
mungkin kau betina remaja
terlalu kekanak kanakan!
menerjemahkan serat serat cinta pada bulu bulu cendrawasih
kau bukan elang sebaiknya jangan bicara cinta
tau apa kau tentang cinta sejati?
dasar betina!
dasar betina!
Sabtu, 07 Mei 2016
Dibelahan Dunia Lainnya
Dibelahan dunia lainnya
kemanusiaan hanyalah omong kosong
merdeka hanyalah mimpi bagi orang berakal
nurani mengikis dan sebagian manusia tidak pantas disebut sebagai manusia
dimana letak kemuliaan manusia yang beradab
hak asasi? apa hak untuk intimidasi? kriminalisasi?
bukankah kau terlahir dengan kasih sayang?
bayangkan bagaimana mereka makan, minum, mandi dan tidur dengan gelisah?
untuk diam satu detik pun mereka takut.
hujan rudal tak mau reda, ribuan liter darah tak mau berhenti
masih saja kau sibuk sendiri padahal ribuan saudaramu terbujur kaku mati berserakan
dimanakah nurani simbol kemanusiaan?
setan dan iblis lebih peduli, lebih simpati bahkan empati memberikan senyuman pada mayat mayat yang terkapar setengah menangis.
Bukankah manusia bersaudara?
Jumat, 06 Mei 2016
Masa ku adalah masa mu
Masa ku adalah masa mu
namun, jika masa ku telah habis
maka muncullah eramu, dan kau pahlawanku
era dimana kau merawatku, mangkafaniku, menguburkanku dan mendoakanku
sebongkah mayat yang kan membebanimu, aku ayahmu
masa ku adalah masa mu
ditengah masaku kau hadir sebagai kebahagiaan
kado terindah dari tuhan, ujarku sangat beruntung
pada masa ku, demi masa ku, ku tak berjuang sendiri
mendidikmu, merawatmu, mengajarkan mengaji, budi pekerti, sedikit ilmu fiqih dan nurani peduli
kini jika harus habis masa ku
dan masa mu adalah masa nya
masa dimana kau menjadi aku dan dia menjadi dirimu
ulurkanlah terus jalan menuju surga
ulurkanlah, ulurkanlah.. jangan sampai terputus
karena masa nya adalah masa anak,cucu, cicit mu wahai anakku.
Aku yang menjadi aku
Meringkuk malu dipulau sebrang
bibir ini hanya pinjaman
pandangan sendiri terkadang lebih tajam dari pandangan kebanyakan orang
tak sadari diri paling egois, menganggap kebenaran adalah diri sendiri.
andai pikiranku dapat menjamah, menerjemahkan jutaan pemikiran manusia lainnya
andai perasaanku dapat menjamah memahami miliaran jiwa yang ada maupun yang telah tiada
aku yakin berkata satu huruf pun aku tak kuasa karena aku bukan apa-apa dan bukan siapa siapa dibanding mereka yang memiliki kisah yang luar biasa semasa hidupnya
dibalik umur manusia yang terbatas aku hanya bisa mengalami sedikit kejadian yang bisa dialami masing masing individu. lantas tau apa aku?
dibalik langkah terbatas manusia, aku hanya bisa sangat sedikit mengenal sekian banyak dari individu.
Kamis, 05 Mei 2016
Mendusta berkata
Mendusta berkata
bicara bicara tak tau makna
terus berkata secara berkala
janji janji berbuah indah diingkari
berkata ya.. ya dan ya
lagi lagi tidak.. tidak dan tidak
mungkin sakit mata?
atau kau tidak bisa membaca?
barangkali tuli? atau tak tau diri?
apa karena sudah termakan ucapan sendiri?
dasar kau..
pendusta kata!
tak tau malu!
kau manusia?
atau benalu?
ah sudahlah..
boikot saja mimpi indahnya!
Selasa, 03 Mei 2016
Bercak Darah 45
Bercak Darah 45
Dengan latar selalu tertindas
dan harapan yang tak pernah tuntas
dengan semangat 45
kami bersatu untuk merdeka
jatuh bangkit berdarah dan membiru
takkan pernah lelah untuk berseru
Merdeka! Merdeka! Merdeka negeri Ku!
Merdeka! Merdeka! Merdekalah!
bercak darah yang dulu basah
telah mengering ditanah ini
tanah yang tak pernah terlupakan
tanah air Indonesia!
dan Merdeka! Merdeka! Merdeka negeri Ku!
Merdeka! Merdeka! Merdekalah!
mereka punya senjata!
kami punya jiwa!
mereka punya tujuan!
kami punya alasan!
untuk mempertahankan tanah pertiwi dari segala sengsara dan nestapa!
maka, Merdeka! Merdeka! Merdeka negeri Ku!
Merdeka! Merdeka! Merdekalah!
Minggu, 01 Mei 2016
Demi dirimu, Aku Imammu
Berandai aku memujamu
menjamu senyum senja ku tunggu
masih menunggu dengan sabarku
ku mencangkul memukul
berbaris menggaris
mencukur mengukur
menulis melukis, melakukan apapun asalkan tak mengemis
dengan kodrat aku menunggu
demimu, aku imammu
tak ada waktu merawat diri
mudaku sibuk sendiri
walau ini berawal dari mimpi,
namun kasih bangunlah!, lihat istana kecil harta sendiri,
sedikit halaman dan sejuta senyuman
kelak tempat dimana kelak berkebun bersama,
alat secukupnya untuk hidup beribadah,
serta dua cincin dengan radar tak terputus
wahai kasihku,
tiada daya dengan kebanggaan,
terlahir tanpa sehelai kain sekalipun
jika engkau kasihku,
sudikah hidup dengan seorang pemimpi?
menjamu senyum senja ku tunggu
masih menunggu dengan sabarku
ku mencangkul memukul
berbaris menggaris
mencukur mengukur
menulis melukis, melakukan apapun asalkan tak mengemis
dengan kodrat aku menunggu
demimu, aku imammu
tak ada waktu merawat diri
mudaku sibuk sendiri
walau ini berawal dari mimpi,
namun kasih bangunlah!, lihat istana kecil harta sendiri,
sedikit halaman dan sejuta senyuman
kelak tempat dimana kelak berkebun bersama,
alat secukupnya untuk hidup beribadah,
serta dua cincin dengan radar tak terputus
wahai kasihku,
tiada daya dengan kebanggaan,
terlahir tanpa sehelai kain sekalipun
jika engkau kasihku,
sudikah hidup dengan seorang pemimpi?
Bukan Kartini
Dua gadis kecil bergandeng tangan
dibalik bilik bambu kuning kelabu
Dua gadis masih menunggu
duduk gelisah menanti ibu
Dua gadis masih menunggu
lupa umur terbilang waktu
Satu gadis masih menunggu
sejak dulu yatim piatu
dibalik bilik bambu kuning kelabu
Dua gadis masih menunggu
duduk gelisah menanti ibu
Dua gadis masih menunggu
lupa umur terbilang waktu
Satu gadis masih menunggu
sejak dulu yatim piatu
Rabu, 27 April 2016
Takut
Aku takut,
semua kata telah dipergunakan oleh para pujangga,
atau para penggila pena dan ahli sastra,
Aku takut,
jika harus kehabisan kata,
aku takut jika tidak bisa mengungkapkan semua isi hati ini padamu
Kucing Malas
Jadikan aku bait sastra yang kau ucap
berikan aku istilah pengganti nama dalam kalimat
jutaan lidah kaku menjulur menjadi saksi
nggan jujur basa basi akal budaya
tertatih meringkuk malu aku bertanya
tiada tuhan yang tak menganggap dirinya tuhan,
tiada malu tanpa kecacatan,
bisik lembut arogan, bela diri dalam tempurung tak bercela
jerat jerit pita suara
memohon ampun tiada tara
andai ada kehidupan kedua,
ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh, kedelapan, dan ..
kucing malas masih berhitung untung rugi dari pagi.
Senin, 18 April 2016
Janji
terbendung dalam emosi,
terkemas dalam sebuah cerita,
terdiam aku berkaca.
namun langit tak mau kalah
ia berbisik lewat hujan di pagi buta.
bahasa lidah tak bertulang
menyanjung memuji berdusta melata
ibu, aku bukan siapa siapa
terkutukah pagi ini jika aku tak bermanfaat baik?
ayah, apakah aku lelaki?
dapatkah lelaki hidup tanpa bersimbah darah?
masih bernyanyi dengan alasan cuti
ingkari janji, aku berdosa
egois ku ingin selalu sempurna
lebih egois kenyataan yang mengekang mimpi-mimpi malam
lebih egois kematian sebagai takdir yang mutlak
masihkah aku egois?
ia menamakan dirinya kiamat
mengancamku jika aku berbuat baik
ia berjanji jika dunia tanpa kejahatan ia akan hadir dengan mimpi buruk tiada akhir
ia orang baik dengan janji tiada ingkar
terkemas dalam sebuah cerita,
terdiam aku berkaca.
namun langit tak mau kalah
ia berbisik lewat hujan di pagi buta.
bahasa lidah tak bertulang
menyanjung memuji berdusta melata
ibu, aku bukan siapa siapa
terkutukah pagi ini jika aku tak bermanfaat baik?
ayah, apakah aku lelaki?
dapatkah lelaki hidup tanpa bersimbah darah?
masih bernyanyi dengan alasan cuti
ingkari janji, aku berdosa
egois ku ingin selalu sempurna
lebih egois kenyataan yang mengekang mimpi-mimpi malam
lebih egois kematian sebagai takdir yang mutlak
masihkah aku egois?
ia menamakan dirinya kiamat
mengancamku jika aku berbuat baik
ia berjanji jika dunia tanpa kejahatan ia akan hadir dengan mimpi buruk tiada akhir
ia orang baik dengan janji tiada ingkar
Langganan:
Postingan (Atom)