Minggu, 01 Mei 2016

Demi dirimu, Aku Imammu

Berandai aku memujamu
menjamu senyum senja ku tunggu
masih menunggu dengan sabarku
ku mencangkul memukul
berbaris menggaris
mencukur mengukur
menulis melukis, melakukan apapun asalkan tak mengemis

dengan kodrat aku menunggu
demimu, aku imammu

tak ada waktu merawat diri
mudaku sibuk sendiri
walau ini berawal dari mimpi,
namun kasih bangunlah!, lihat istana kecil harta sendiri,
sedikit halaman dan sejuta senyuman
kelak tempat dimana kelak berkebun bersama,
alat secukupnya untuk hidup beribadah,
serta dua cincin dengan radar tak terputus

wahai kasihku,
tiada daya dengan kebanggaan,
terlahir tanpa sehelai kain sekalipun
jika engkau kasihku,
sudikah hidup dengan seorang pemimpi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar