Bapak
Dan aku melihat lelah dipundakmu
sayup sayup kecil menari memahat ototmu
agak legam jantan, memang raut bahasamu pasrah
istiqomah memikul lelah, masih berjalan dengan gagahnya
kau belai rembulan menjadi sang fajar
mantra indah selimuti tidur nyenyakku
entah apa jadinya bila dirimu dewa
mungkin bumi rela tenggelam oleh tetes kecut keringatmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar