Jumat, 26 Agustus 2016

Mati Merantau

jauh aku pergi tiada kembali
dalam isak aku merindu
liur dan lendir masih mengalir
bersama darah dari hidung dan telinga
dari mata dan tujuh lubang lainnya
lebih baik miskin daripada kaya dinegeri orang
mati tak terpantau aku mati merantau

mati dalam pengasingan
aku mati tiada kembali

aku butuh kekasih, sahabat sejati
yang mau rela rela mengabari keluargaku
menemani jasadku, membawanya dengan isak pilu
pada keluarga aku tenang walau dengan penyesalan jutaan mimpi tiada terwujud



aku mati merantau bu,
aku mati saat anjing melolong 3x dengan rintihan
dan saat kucing mengeong saat musim kawin
aku iri pada mereka, sekalipun aku belum pernah merasakkan kawin
kasihan joni,
mungkin joni takkan pernah menemukan sangkarnya

aku mati merantau pa,
disaat bumi masih rela aku tiduri dan langit masih memayungi
mereka berkabung, malam itu gelap, badai, mati listrik, malam itu malam jumat
otakku keram, nafas tersendat dalam sulit aku bersyahadat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar