Kamis, 24 Maret 2016

Note01 SeniBerceloteh

Dia seniman yang usang berkarya hanya saat pagi menjelang dimana sebagian hamba bermunajat dengan berribu keinginan dan keegoisan, dia melukis angan dengan dahi yang mengkerut, kadang ia tersenyum dengan gila atas gagasan fiksi untuk nyata-nya.

Dia tak terlalu pandai merupa bahkan hanya untuk menyusun aksara, sastra kadang membuatnya gila, untuk bercerita berbicara hingga berbusa ditelinga manusia yang kadang tersumbat atau bahkan tuli yang dialami telinga mereka.

Disini dia sering berdalih mengatakan bahwa "Tuhan menciptakan seni untuk memperindah rupaMu!, hidupMu!, pola pikirMu!, bahkan TakdirMu! Tidakkah kalian lihat bahwa seni selalu ada dimana-mana! Tidakkah kalian sadar bahwa banyak sekali pola sederhana seni pada seharianMu!?

Kau tahu bahwa pada dasarnya seni adalah hasrat/egoisnya manusia meniru segala sesuatu yang Tuhan ciptakan atau pada dasarnya mereka tak pernah menciptakan mereka hanya berinovasi menggabungkan gagasan satu dengan gagasan lain yang mereka dapat dari ciptaan Tuhan dengan indra mereka.


Dari awal engkau lahir hingga menginggal dalam kubur berbentuk kubus memanjang!? Atau peti mati yang berbentuk persegi enam? Tidakkah kau sadar bahwa kotak adalah bentuk atau dasar dari seni yang dapat berkembang!?


Belum lagi pernak pernik atau ukiran yang menghias kubur atau peti matiMu!? Bukankah bola mata berbentuk "Bola"? Tidakkah kau gunakan untuk melihat dengan sudut pandang luas! Seharusnya bisa lebih dari 360 derajat!

Mereka yang memiliki akal pasti paham maksudku. Mereka pasti pandai cerdas dan lebih berpendidikan dari orang-orang yang mengenakan toga untuk ketiga kalinya. Kini tanpa disadari aku telah menciptakan seni dalam kata-kataku! Hingga tanpa ku sadari lagi mulutku mulai sedikit berbusa.
Ah sudahlah tau apa aku ini, manusia berusia seperempat abad yang banyak berbicara ini itu tanpa tau rasa bersyukur." Begitulah katanya yang mulai berpaling dan kembali ke kubus kecil ukuran 7x5m itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar